Langsung ke konten utama

Biografi dan karekteristik Imam Hambali

 Biografi Imam Hambali Dan Pendidikannya

 Imam Ahmad lahir pada bulan Rabi'ul Awal tahun 164 H (780 M) di Marw, yang kini merupakan bagian dari Turkmenistan. Ia dibesarkan di Baghdad, pusat ilmu pengetahuan pada masa itu, di tengah keluarga terhormat dari keturunan Nabi Muhammad SAW. Ayahnya meninggal sebelum ia lahir, sehingga ia dibesarkan oleh ibunya dalam keadaan sederhana.
Ketika beliau umur antara 16 tahun. Dikatan bahwa beliau sudah menjadi ulama hadis yang besar tapda tahun 179 H. Beliau sudah hafal hampir satu juta hadis, oleh karena itu mendasarkan pendapat hukumnya atas hadis semata,dan beliau seorang ulama termuka pada masanya dan sampai akhir zaman. 

Selama perjalanannya, dia bertemu dengan 'Abd ar-Razzaq bin Humam, 'Ali bin Mujahid, Jarir bin 'Abdal-Hamid, Sufyan bin 'Uyainah, Imam Syafi'i, dan beberapa ulama lainnya di berbagai pusat ilmu Islam, seperti Basrah, Hijaz, Yaman, Mekah, dan Kufah.
Imam Hambali dikenal karena karya terkenalnya Al-Musnad, yang mencakup 40.000 hadis yang dipilih dari 70.000 hadis, dan dia mampu menghasilkan hasil penelitian yang memuaskan.

Karya ini telah berkembang menjadi referensi penting dalam memberikan fatwa-fiqh. Di dalamnya, fiqh sahabat seperti 'Umar, 'Ali, dan Ibnu Mas'ud dapat ditemukan. Ia menghabiskan seluruh hidupnya untuk belajar, terutama hadis. Ia terus belajar meskipun sudah tua dan menjadi imam.
Akhir Hayat Imam Hambal
Setelah mengalami sakit yang parah selama sembilan hari, Imam Ahmad ibn Hanbal wafat di Baghdad pada 12 Rabi'ul Awwal tahun 241 H (855 M). Ribuan orang hadir untuk menghormatinya ketika dia dimakamkan di permakaman al-Harb.

Beliau satu tokoh penting dalam sejarah Islam dikenal bukan hanya karena kontribusinya dalam fiqh tetapi juga karena pengaruh besar yang dia miliki dari para gurunya. Husen ibn Bashir ibn Abi Hazim adalah salah satu guru utamanya, yang lahir pada tahun 104 H dan wafat pada tahun 183 H.

Dalam biografinya, Imam Hambali menghabiskan lima tahun untuk belajar bersamanya. Mungkin dianggap bahwa Husen ibn Bashir adalah orang yang paling memengaruhi kehidupan dan pemikiran Imam Hambali.

Karya-Karya Imam Hambali
Satu tokoh penting dalam sejarah Islam dikenal bukan hanya karena kontribusinya dalam fiqh tetapi juga karena pengaruh besar yang dia miliki dari para gurunya. Husen ibn Bashir ibn Abi Hazim adalah salah satu guru utamanya, yang lahir pada tahun 104 H dan wafat pada tahun 183 H.

Dalam biografinya, Imam Hambali menghabiskan lima tahun untuk belajar bersamanya. Mungkin dianggap bahwa Husen ibn Bashir adalah orang yang paling memengaruhi kehidupan dan pemikiran Imam Hambali.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah perkembangan imam imam madzab pada masa dinasti umayyah

   A.      Pendahuluan Daulah Umayyah berasal dari Umayyah ibn ‘Abdi Syams ibn ‘Abdi Manaf, merupakan salah satu pemimpin kabilah Quraisy di zaman jahiliyah. Umayyah sering bersaing dengan pamannya yang bernama  Hasyim ibn ‘Abdi Manaf  untuk merebut pimpinan dan kehormatan dalam masyarakat bangsanya. [1]  Pada saat memasuki masa kekuasaannya, Muawiyah yang menjadi awal penguasa bani Umayyah, mengubah pemerintahan yang bersifat demokratis menjadi kerajaan turun-temurun (monarchiheridetis). [2] Kedaulatan bani Umayyah dimulai sejak masa kekuasaan Gubernur Syam yang pada waktu itu tampil sebagai penguasa Islam yang kuat pasca wafat Ali ibn Abi Thalib. Mʰawiyah ibn Abi Sufyan ibn Harb adalah pendiri dinasti Umayyah dan sekaligus menjadi khalifah pertama. Ia memindahkan ibu kota kekuasaan Islam dari Kufah ke Damaskus. [3] Pada saat itu kekuasaan tersebut, banyak sekali perkembangan-perkembangan diantaranya dalam hokum Islam sehingga munculah ulama...

Studi Kasus Hukum Administrasi Negara di Indonesia: Analisis terhadap Penyalahgunaan Wewenang dalam Praktik Pemerintahan

 Hukum Administrasi Negara (HAN) di Indonesia berfungsi sebagai pedoman yang mengatur hubungan antara pemerintah dan warga negara serta antar lembaga negara dalam proses penyelenggaraan pemerintahan. Dalam praktiknya, HAN menuntut agar setiap tindakan administrasi harus sesuai dengan prinsip legalitas, akuntabilitas, dan transparansi. Namun, dalam pelaksanaannya, tidak jarang terjadi pelanggaran terhadap prinsip-prinsip ini, sebagaimana terlihat dalam beberapa kasus penyalahgunaan wewenang oleh pejabat publik. Salah satu studi kasus yang menonjol adalah penyalahgunaan wewenang oleh Bupati Kolaka Timur yang diduga mengeluarkan izin usaha pertambangan secara tidak sah tanpa mengikuti prosedur hukum yang berlaku. Tindakan ini melanggar asas legalitas dan kehati-hatian serta merugikan negara dan lingkungan. Dalam perspektif HAN, tindakan tersebut merupakan pelanggaran administratif yang dapat dikenai sanksi hukum, baik secara pidana maupun administratif, sesuai dengan Undang-Undang Nom...